Sore tadi berkesempatan menyimak keluh, kesah dan riang seorang teman, keluh kesahnya di akhiri dengan cerita akan kewajibannya mengikuti upacara besok pagi. Upacara apa? tanyaku penasaran, Hari Guru, Hari Guru Nasional. Jawabnya menggebu gebu. Perbincangan itu ditutup karena batrai ponselku akan segera habis. Ya, perbincangan itu adalah antara aku dan seorang wanita cantik di Ujung Kabupaten Semarang sana melalui aplikasi WatsApp.
Dua hari kemarin secara berturut turut kemarin, kampus Hijau Tercinta melahirkan sarjana-sarjana pendidikan yang sampai malam ini aku tidak tahu angka tepatnya ada berapa ratus orang. Setiap tahun Kampus warna-warni di Negara tercinta ini menyumbang lulusan sarjana pendidikan yang jumlahnya bisa jadi ribuan.
Sayangnya, hal ini berbanding terbalik dengan angka pendidikan orang indonesia yang masih terhitung rendah. Pada tahun 2022 angka anak tidak bersekolah usia 13-15 tahun adalah sebesar 6,94 %. Selain angka anak tak sekolah, masih banyak permasalahan lain terkait pendidikan di Negri Tercinta ini. Seperti kemerosotan akhlak siswa, ketimpangan fasilitas dan tenaga pendidik tiap sekolah, akses yang sulit serta permaslahan lainnya.
Tentu saja permasalahan-permaslahan pendidikan tersebut menjadi beban para pendidik utamanya guru di Indonesia dalam upaya melaksanakan amanat UUD 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dunia adalah sebuah bidang yang komplek dan terus berkembang. Dunai selalu berlari dengan segala kemajuan tekhnologi dan ilmu pengetahuan. Diperlukan bekal yang cukup bagi seorang insan untuk minimal dapat bertahan pada dunia yang akan semakin "liar". bekal tersebut akan didapatkan dari prosesnya belajar baik di dalam rumah maupun di sekolah formal.
Dalam ranah keluarga, orang tua adalah guru terbaik bagi anak. Memberikan contoh dan tauladan terbaik adalah cara orang tua menjadi guru bagi anak. Sedangkan guru di sekolah dalam arti yang sebenarnya baik harfiah maupun istilah memilki peran yang tidak kalah besarnya dari orangtua. Memantik daya nalar seorang anak terhadap sebuah ilmu untuk kemudian mengajarkan konsep ilmunnya , juga sebagai suri tauladan bagi anak didiknya di Sekolah. Guru dituntut untuk serba bisa dan serba tahu, sehingga seorang gurupun sejatinya juga adalah murid sebab belajarnya kapanpun dan kepada siapapun.
Mengakhiri tulisan ini, kuucapkan terima kasih yang begitu besar kepada seluruh guru, asatidz-asatidazah, ustadz-ustadzah, di manapun engkau beraada semoga senantiasa diterangi dengan keberkahan, diberikan keluasan hati untuk senantiasa bersabar menemani genaerasi bertumbuh, belajar, dan berproses menjadi manusia "baik". Moga-moga dengan kegigihan para guru dalam mengajarkan ilmu dan budi pekerti, Indonesia emas yang diimpikan itu bukan hanya sekada ilusi.
Selamat Hari Guru Nasional
Komentar
Posting Komentar