Keputusan untuk membeli obat di jam setengah 5 sore kurasa bukan keputusan yang terlalu buruk.
Setelah menyelesaikan urusan pribadiku, aku beranjak menuju kota di mana apotek dan tetek bengek kebutuhan hidup di sediakan. Seperti biasa, aku pergi bersama si roda dua hitam kesayangan. waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore sesampainya aku di kota. membeli keperluan ini dan itu barang seperempat sampai setengah jam, kemudian duduk di pinggiran jalan mengamati manusia lalu lalang. Berisitrahat, ya bolehlah dikatakan begitu. Aku suka mengamati orang-orang, dan nayatanya iya aku lebih suka mengamati sambil beridisukusi dengan deiriku sendiri . Melihat orang-orang dengan kebahagiannya, melihat orang-orang bersama keluarganya, melihat orang-orang dengan orang-orang lainnya bersama mereka.
Seseorang pernah berkata kepadaku, katanya aku trlalu mandiri dan selalu sendiri. Nyatanya memang iya, aku tak bisa menyangkal. Keadaan yang menuntutku harus selalu bisa sendiri dan ternyata memang lebih nyaman sendiri. Apakah aku tersiksa dengan keadaan itu? kadang iya, jujur saja, kadang aku iri dengan orang lain yang selallu bisa bersama dengan orang lain. Siapapun, Saudara, Orang tua, Kekasih, Whatever. tapi ternyata untuk saat ini aku memang harus lebih bangga karena aku tanpa orang lainpun bisa, atau mungkin tepatnya, terpaksa bisa, dan lama-lama jadi biasa saja. kadang hidup memang begitu. Hidup yang harus kita jalani adalah hidup yang memang ada didepan mata, bukan hidup yang ada di angan-angan.
Aku kembali melihat jam tangan, hampir pukul enam, tidak terasa hari nyaris gelap, aku bergegas mengambil motor dan melaju ke apotek tujuan. kurang dari sepuluh menit setelah mengantri beberapa baris, obat yang kumau sudah kugenggam, lengkap dengan uang kembalian dan senyuman ibu kasir atau apoteker, ntahlah mungkin dia merangkap. kulanjutkan perjalanna pulangku, karena adzan di kanan kiri dilanjut sholawat bocah-bocah, aku mengurungkan nniat untuk menanyi seperti biasanya aku mengendarai motor seorang diri. Setengah jalan tidak ada kendala berarti selain cahaya-cahaya yang kadang menganggu mataku. Tibalah di setengah jalan kedua dalam perjlanan pulangku, Penuh dengan alas-alas dan rumah-rmah yang redup, Adzan serta sholawat2 sudah tak lagi terdengar dan sebait dua bait lagu sudah kudendangkan sejak lima menit yang lalu. Aku mulai menydari sudah tidak lagi ada cahaya, ah, kacau, baru ingat aku bahwa motorku mati lampu keduanya, baik depan maupun belakang, aku menelan ludah sambil meneruskan bait- bait lagu acakku. Tidak mengapa, terus melaju, kataku dalam hati, beruntungnya masih ada lampu lampu jalan yang sesekali menenerangi. Tidak ada lagi sepeda motor yang lewat selain motorku, heran padahal masih magrib sudah sesepi ini. Tiba-tiba dari kejauhann ada sepeda motor lain melaju cukup kencang, aku dapat memprediksi kecepatannya lewat spion, anehnya dibelakangku dia melambat, aku ikut melambat dan agak menepi serta menyalakan lampu sein, memberi tanda dari depan mapun belakang bahwa ada speeda motorku melaju tanpa lampu selain lampu sein. Motor dibelakangku tak kunjung mendahului, dia berjalan tenang dibelakangku, jujur saja aku begitu bersyukur sebab dia menerangi jalanku.Tidak bergegas mendahuluiku lalu meningalkanku sendiri denganm lampu motor mati dan jalan yang gelap. Aku berkali kali berjalan menepi barangkali dia mau mendahului, dan wow, tidak sama sekali.
sepanjang jalan aku bahagia dan berterimakasih kepada tuhan telah mengirim malaikat untuk mengganti lampu motorku yang mati. Aku tidak perlu menyalakan senter ponsel untuk meraba-raba jalan. Alhamdulillah
kurnag dari 10 meter aku menyalakan sein kembali, akan belok menuju rumah ibuku, rumah tempat aku tinggal, sepeda motor itu kemudian barulah mendahului,tanpa blayer tanpa ngebut. Kusampaikan terima kasih padanya, pada malaikat yang dikirim tuhan untuk menuntunku pulang
"Makasih Bro" ucapku keras keras dengan mengankat jemppol, lalu belok kerumah dengan bahagia dan bersyukur banyak-banyak
ternyata , setidak butuhnya aku terhadap orang lain, Tuhan lebih tau bahwa aku memang selalu akan butuh orang lain, dan Tuhan mengirim ornag lain saat aku benar-benar membutuhkan .
Komentar
Posting Komentar