Terus terang saja aku cukup terkejut. Selain karena rasa kantukkku yang hilang seketika karena kehadirannya, bapak itu asing untukku. Tapi kemudian aku karena melihat nama dadanya, emblem korpri dan kacamata khas orang tua. oh, orang dinas. Aku langsung teringat di gedung sebelah memang sedang menggelar rapat bersama dinas.
Aku buru buru memenuhi permintaan saang bapak. Kusodorkan kantong plastik merah muda beruku
ran kecil padanya yang ia sambut dengan sumringah.
Mau di pakai apa pak? tanyaku basa basi . "
kantong plastik teramat kecil hanya muat untuk sebelah sapatu itu mau digunakan untuk apa ?" batinku bertanya pada diri sendiri
"Nyenengin orang rumah, mbak" Jawab sang bapak,
"Hah" aku tidak mengerti
"Orang rumah suka bunga, mbak" jawabnya kemudian, bergegas keluar dan menuju halaman dapur yang punya cukup banyak bunga
"Orang rumah?"
"Istri saya, Mbak"
aku mengikutinya dari belakang, masih bertanya tanya dan berdialog bersama diriku sendiri
Sang bapak sumringah melihat aneka macam kembang, oh bukan aneka, hanya ada 3-4 jenis bunga saja sebenarnya. Memilih, mencabut, memasukkanya dalam plastik merah muda kecil dariku tadi. Dibantu simbah yang biasa mengurus tanaman, sang Bapak ijin membawa macam-macam bunga untuk istrinya di rumah.
"MasyaAllah, sederhana, tapi dalam dan bermakna". lagi lagi aku berdialog dengan diriku
kadang-kadang kita lupa untuk membahagiakan orang yang paling bahagia melihat kita bahagia. Seseorang sebagai rumah dan tempat untuk pulang
ntah orang tua atau pasangan, kadang hal kecil yang berasal dari hati maknanya akan begitu dalam
Hanya dua hingga tiga bunga dalam kantong plastik kecil, untuk membuat orang lain bahagia
tidak selalu tentang wujudnya, melainkan usaha untuk melukis cinta dari hal-hal kecil yang tidak terduga
Komentar
Posting Komentar