Siang tadi, dua oranG baik memperhatikanku, kurang lebih 3 meter dihadapanku mereka memberi syarat padaku yang kurang lebih intinya "Pulang aja sana ! kamu pucet loh !" mereka memelankan suara karna kami sedang berada di forum yang agak resmi dengan tersenyum aku bergegas mengambil sesuatu di dalam tas kesayanganku, tadaa.. kupamerkan Lipstk wardah yang sejujurnya warnanya agak norak, oren , atau merah bata, tidak penting intinya, aku tampak pucat karna lupa memakai lipstik, segera ku coret bibirku dengan kuas lipstik, tada, kupamerkan bibirku yang sudah menyala kepada mereka. mereka menggeleng hah ? aku bertanya sebab tidak mengerti "matamu gak bisa bohong ! pulang sana ! istirahat!" lagi2 mereka bicara tanpa suara lekas kubuka kamera depan dari ponsel untuk melihat apa yang terjadi, "lah iya." aku hanya berkedip kedip dan tersenyum pahit. Ingin segera pulang tapi sepertinya aku butuh sekitar satu jam lagi untuk tetap berada di tempat ini ah, lipstik...
Suatu ketika, seorang teman menunjukkan bahwa dia sudah tidak sanggup lagi meneruskan perjalanan. Ini merupakan pertama kalinya baginya naik gunung dengan ketinggian lebih dari 3 ribu MDPL. Aku terus memberikan semangat padanya, tetapi sia-sia. Dia malah semakin lemas. Anganku untuk bersenang-senang di puncak tampaknya pupus. Dia bahkan meminta kami melanjutkan perjalanan saja dan meninggalkannya di pos terdekat. Aku hampir setuju, sampai seorang teman yang bijaksana menyarankan untuk berhenti. Rasanya tidak adil meninggalkan seorang teman di medan yang berbahaya hanya demi sebuah keinginan yang masih bisa diwujudkan di kesempatan lain. Kecewa, tentu saja. Kami mulai membangun tenda dengan perlahan, sementara beberapa orang memasak air untuk membuat kopi dan mie instan. Kabut mulai menyelimuti kami bersama gerimis. Ternyata keputusan untuk berhenti tidaklah terlalu buruk dibandingkan melanjutkan perjalanan dengan pakaian basah. Kadang-kadang kita memang tidak selalu ha...